KUPANG NEWS, Rabu, 26 November 2025. GARUT - Pelaksanaan proyek revitalisasi di SDN 3 Sancang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, menjadi sorotan setelah muncul dugaan penggunaan pasir laut dalam pekerjaan rehabilitasi.
Material jenis ini diketahui tidak dianjurkan untuk bangunan karena kandungan garamnya dapat mempercepat kerusakan dan membuat struktur tidak bertahan lama.
SDN 3 Sancang pada Tahun Anggaran 2025 menerima dana revitalisasi sebesar Rp 743.756.000 yang bersumber dari APBN.
Dana tersebut digunakan untuk tiga pekerjaan utama, yaitu rehabilitasi toilet, ruang administrasi, dan enam ruang kelas.
Program ini berada di bawah Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Ditjen PAUD Dasmen.
Namun, dalam pelaksanaannya, komite sekolah yang juga bagian dari P2S mengaku tidak dilibatkan secara penuh.
Komite menyampaikan bahwa mereka hanya diberi tugas melaporkan jika bahan bangunan kurang, tanpa mengetahui proses pengadaan atau kualitas material yang digunakan.
Kondisi ini menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat yang berharap agar proyek pemerintah berjalan transparan.
Ketua DPW PWMOI Jawa Barat, R. Satria Santika (Bro Tommy), ikut memberikan tanggapan terkait kondisi tersebut.
Ia menilai bahwa proyek dengan nilai ratusan juta rupiah semestinya mendapat pengawasan ketat agar tidak terjadi penyimpangan.
“Anggaran tujuh ratus jutaan itu besar. Kalau ada material yang tidak sesuai dan komite tidak dilibatkan, itu sudah menjadi indikasi. Kami harap Dinas Pendidikan Garut dan aparat terkait turun melakukan pengecekan,” ujarnya, Senin (24/11/25).
Sementara itu, Kepala SDN 3 Sancang, Bunyamin, S.Pd., SD, saat dikonfirmasi terkait pelaksanaan proyek, belum dapat memberikan keterangan.
“Lagi sibuk di MBG, sama Pak Camat dan Kapolsek,” ucapnya singkat melalui telepon.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak sekolah maupun dinas terkait belum memberikan penjelasan resmi.
Masyarakat berharap agar proyek ini diawasi dengan baik, sehingga hasil pembangunan benar-benar bermanfaat dan aman digunakan oleh para siswa.
(Red)
